Langsung ke konten utama

Mengatasi Muntah pada Anak dengan Bijaksana



Naluri orang tua biasanya kuat jika ada yang tidak beres dengan kesehatan si Kecil. Tidak jarang pula keadaan ini akan berujung kepanikan. Tidak terkecuali jika si Kecil muntah-muntah. Jika hanya berlangsung sebentar, mungkin Anda bisa sedikit santai, namun bagaimana jika terjadi berkepanjangan? Kenali penyebabnya dan atasi secepat mungkin sebelum menjadi lebih parah.
Sebenarnya muntah sesekali pada anak adalah hal yang lumrah jika terjadi tidak lebih dari dua hari. Namun beda cerita jika kondisi itu terjadi selama berhari-hari. Kemungkinan ini adalah tanda dari sebuah masalah yang yang serius dan memerlukan pertolongan medis secepat mungkin.

Kenali Penyebab Muntah pada Anak
Mual dan muntah bukanlah penyakit, namun merupakan sebuah gejala. Pahami penyebab umum muntah berikut ini.
  • Gastroenteritis atau infeksi mikroorganisme yang terjadi pada sistem pencernaan, juga dikenal dengan istilah stomach flu. Tanda-tanda yang muncul biasanya berupa diare, demam, dan sakit perut.
  • Anak tidak sengaja menelan substansi beracun, seperti obat, bahan kimia, atau makanan atau minuman yang terkontaminasi.
  • Alergi makanan. Selain muntah, gejala yang muncul bisa disertai kulit merah dan gatal (biduran). Selain itu bisa muncul bengkak pada bagian wajah, sekitar mata, bibir, lidah, atau langit-langit mulut.
  • Apendisitis atau radang usus buntu yang menyebabkan rasa sakit perut tidak tertahankan yang makin parah seiring waktu.
Selain itu, muntah juga bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih, meningitis, infeksi telinga, stres atau cemas.Perawatan di Rumah
Yang terpenting adalah terus memberi anak Anda air putih untuk menghindari dehidrasi. Berikan cairan ini perlahan dengan porsi sedikit demi sedikit. Jika masih saja muntah, beri jeda waktu sampai 20-30 menit lalu beri cairan lagi.
Cara lain adalah memberikan cairan oralit yang takarannya bisa dicek dengan dokter. Namun jangan paksa anak untuk minum cairan ini jika masih muntah-muntah. Oralit tersedia dalam bentuk bubuk yang kemudian dicampur dengan air sebelum diminum. Oralit mengandung gula dan mineral yang membantu menggantikan unsur-unsur yang hilang dari tubuh akibat muntah.
Sebaliknya, jika mual di perutnya sudah mereda, ikuti langkah-langkah berikut:
  • Berikan dia satu sendok teh larutan oralit tiap lima menit selama dua jam.
  • Tambah dosisnya hingga dua sendok teh tiap lima menit jika muntah tidak terjadi.
  • Terus berikan si Kecil cairan hingga muntahnya mulai mereda.
Selain itu, teh chamomile, peppermint, atau jahe hangat juga bisa disajikan sebagai pereda rasa mual dan muntah pada anak.Asupan lain yang bisa diberi adalah sup kaldu atau es batu berukuran kecil yang diberikan setiap 15 menit untuk membantu mencegah dehidrasi. Hindari jus buah dan minuman bersoda sampai si kecil merasa lebih baik.
Bijaksana dalam Menangani Muntah pada Anak
Berhati-hatilah untuk jangan sembarangan membeli obat penekan rasa mual yang bebas dijual di toko obat atau apotek. Hindari pula memberikan obat yang mengandung aspirin pada si Kecil karena akan membuat anak rentan terhadap sindrom Reye yang meski jarang, tapi bisa sangat berbahaya.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak terlebih dahulu sebelum memberikan obat apa pun. Bukan hanya agar jenis obat yang diberikan tepat tapi dosis dan aturan pemakaian yang benar juga bisa sesuai dan aman untuk umur, berat badan dan kondisi si Kecil.
Saat si kecil sakit, kadang ada hal-hal yang kadang tidak bisa Anda kendalikan, termasuk jika muntah pada anak makin parah. Ini saatnya Anda mengontak dokter jika hal-hal di bawah ini terjadi.
  • Muntah berwarna kehijauan dan ada semburat darah. Jika darah yang muncul sangat sedikit, Anda sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir, namun jika jumlah darahnya makin banyak atau mulai berwarna kehitaman, langsung bawa ke Instalasi Gawat Darurat.
  • Muncul sakit perut hebat. Anda layak waspada karena ini bisa menjadi gejala usus buntu, terutama jika sakit perut di sebelah Pahami juga jika si Kecil mulai menunjukkan tanda kelelahan dan timbul tanda penyakit kuning. Sakit kuning yang menyertai sakit perut sebelah kanan atas bisa jadi merupakan tanda-tanda hepatitis.
  • Demam dan sakit kepala parah, kaku leher, Fotofobia adalah kondisi yang membuat mata terlalu sensitif terhadap cahaya. Ini bisa menandakan adanya meningitis.
  • Timbul rasa sakit atau keluar cairan di telinga karena infeksi telinga.
  • Muntah pada anak terjadi secara terus-menerus dan tidak sanggup menahannya makanan atau minuman apa pun yang ditelan.
Ketika muntah-muntah mereda dan nafsu makan kembali, Anda bisa mulai memberinya makan seperti biasa. Sajikan menu padat yang biasa si Kecil makan, termasuk karbohidrat kompleks, seperti roti, sereal, atau nasi. Tambahkan daging tanpa lemak, yogurt, buah-buahan, serta sayur-sayuran. Namun tetap hindari makanan berlemak, setidaknya hingga pulih sepenuhnya. Saatnya si Kecil bisa tersenyum kembali!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe Tipe Gangguan Pendengaran

Manfaat Sekaligus Resiko Penggunaan CT Scan